JAKARTA – Beberapa waktu lalu, Gary Illyes dari Google memberikan pencerahan mengenai penggunaan gambar hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI) bersamaan dengan konten “legit” atau orisinal. Diskusi ini menyasar dampak potensial terhadap optimasi mesin pencari (SEO) dan menyoroti masalah teknis terkait sumber daya server yang mungkin timbul.
Apakah Google Menghukum Penggunaan Gambar Buatan AI?
Bagaimana sebenarnya reaksi Google terhadap konten gambar AI yang ditemukan dalam sebuah halaman web? Illyes menjawab pertanyaan ini dalam sesi tanya jawab dan memberikan beberapa observasi lanjutan tentang bagaimana hal tersebut justru bisa mendatangkan traffic tambahan dari Google Image Search. Pertanyaan tersebut muncul sekitar menit kesepuluh dalam wawancara yang dilakukan oleh Kenichi Suzuki dan dipublikasikan di kanal YouTube.
Pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:
“Misalnya ada sebuah konten yang isinya asli, kalimat-kalimatnya asli, dan banyak gambar yang relevan dengan konten tersebut, tetapi semuanya, katakanlah semuanya, dibuat oleh AI. Apakah konten atau situs secara keseluruhan akan dihukum atau tidak?”
Ini adalah pertanyaan yang penting dan masuk akal, mengingat Google sempat meluncurkan pembaruan sekitar setahun yang lalu yang tampaknya menurunkan peringkat konten buatan AI berkualitas rendah.
Jawaban Gary Illyes dari Google sangat jelas. Menurutnya, konten gambar yang dihasilkan AI tidak akan menyebabkan penalti dan tidak memiliki dampak langsung pada SEO.
Dia menyatakan:
“Tidak, tidak. Jadi gambar yang dihasilkan AI tidak memengaruhi SEO. Tidak secara langsung. Tentunya ketika kamu menaruh gambar di situsmu, kamu harus mengorbankan beberapa sumber daya untuk gambar-gambar tersebut… Tapi selain itu, saya kira kamu tidak akan melihat dampak negatif dari hal tersebut. Kalaupun ada, kamu mungkin akan mendapatkan traffic dari pencarian gambar atau video atau apa pun, tapi selain itu, seharusnya baik-baik saja.
Konten Gambar Buatan AI dan Autentisitas
Gary Illyes memang tidak membahas masalah autentisitas secara spesifik, namun hal ini patut dipertimbangkan dalam konteks penggunaan konten yang dihasilkan AI. Autentisitas adalah kualitas penting bagi pengguna, terutama dalam konteks di mana ada ekspektasi bahwa ilustrasi adalah gambaran yang akurat dari hasil atau produk aktual. Sebagai contoh, pengguna mengharapkan ilustrasi produk secara akurat mencerminkan produk yang mereka beli, dan tangkapan layar makanan secara wajar mewakili hidangan jadi setelah mengikuti instruksi resep.
Google sering menyatakan bahwa konten harus dibuat untuk pengguna, dan banyak pertanyaan tentang SEO dijawab secara memadai oleh konteks bagaimana pengguna akan bereaksi terhadapnya. Illyes memang tidak merefleksikan hal tersebut, tetapi ini adalah sesuatu yang harus dipertimbangkan oleh penerbit jika mereka peduli tentang bagaimana konten beresonansi dengan pengguna.
Jawaban Gary dengan jelas menunjukkan bahwa konten yang dihasilkan AI tidak akan memiliki dampak negatif pada SEO.
Sumber: Searching Journal