Skip to content

Peretas Terkait Iran Memetakan Kapal di Selat Terluas Strait of Hormuz

Pihak keamanan siber menyatakan bahwa peretas yang terkait dengan Iran telah berhasil memetakan sejumlah kapal yang beroperasi di Selat Terluas Strait of Hormuz, jalur air vital yang menghubungkan Laut Arab dan Teluk Persia. Operasi ini, yang disebut sebagai ‘Operation Sea Shadow’, merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengumpulkan intelijen tentang kapal-kapal yang berlayar di kawasan tersebut.

Menurut laporan yang diterbitkan oleh The Hacker News, operasi pemetaan tersebut dilakukan menggunakan teknik yang canggih, termasuk penggunaan satelit dan sumber daya intelijen lainnya. Peretas berhasil mengumpulkan data detail tentang kapal-kapal yang terlibat, termasuk nama, lokasi, kecepatan, dan rute pelayaran. Informasi ini kemudian digunakan untuk membuat peta yang sangat akurat, yang memungkinkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk melacak pergerakan kapal secara real-time.

Sumber-sumber yang terlibat dalam operasi tersebut mengungkapkan bahwa tujuan utama dari operasi ini adalah untuk mengidentifikasi dan memantau aktivitas kapal-kapal yang beroperasi di kawasan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko serangan atau gangguan terhadap kapal-kapal tersebut, serta untuk mengumpulkan informasi tentang potensi ancaman keamanan. Selat Terluas Strait of Hormuz merupakan jalur air yang sangat penting, karena sekitar 20% dari volume minyak global melewati kawasan ini. Oleh karena itu, menjaga keamanan jalur air ini sangat penting bagi ekonomi global.

Operasi ‘Operation Sea Shadow’ telah menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa negara, yang khawatir bahwa operasi ini dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kapal-kapal militer atau komersial. Namun, pihak-pihak yang terlibat dalam operasi tersebut membantah bahwa operasi ini bersifat ofensif atau agresif, dan bahwa tujuannya hanya untuk mengumpulkan intelijen dan meningkatkan keamanan.

Selain memetakan kapal, peretas terkait Iran juga dilaporkan telah melakukan serangan siber terhadap beberapa organisasi dan infrastruktur di kawasan tersebut. Serangan-serangan ini, yang disebut sebagai ‘Operation Cyber Sword’, ditujukan untuk melumpuhkan kemampuan organisasi dan infrastruktur tersebut untuk beroperasi.

Pihak keamanan siber memperingatkan bahwa operasi-operasi ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh Iran untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan tersebut dan untuk mengganggu aktivitas negara-negara lain. Operasi-operasi ini menunjukkan bahwa Iran memiliki kemampuan siber yang canggih dan bersedia menggunakannya untuk mencapai tujuannya.

Tim keamanan siber terus memantau situasi secara ketat dan berupaya untuk mengidentifikasi dan menetralkan ancaman-ancaman yang ditimbulkan oleh peretas terkait Iran. Mereka juga bekerja sama dengan negara-negara lain untuk meningkatkan keamanan jalur air dan mencegah serangan siber. Kejadian ini menyoroti meningkatnya aktivitas siber yang terkait dengan negara-negara seperti Iran dan dampaknya yang potensial terhadap keamanan global dan stabilitas geopolitik di kawasan Teluk Persia. Upaya koordinasi internasional dan peningkatan pertahanan siber menjadi kunci untuk menghadapi ancaman ini.