Skip to content

Checkle: Full-stack Monitoring Open-source

Checkle Dashboard

Memantau sistem full-stack, aplikasi, dan infrastruktur secara real-time adalah hal yang krusial di era digital ini. Sebagai seorang developer atau sysadmin, kamu pasti tahu betul betapa pentingnya visibilitas penuh terhadap performa dan kesehatan seluruh lingkungan teknologi. Dulu, saya sering merasa kesulitan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tanpa menggunakan berbagai tool yang terpisah. Namun, setelah mencoba CheckCle, pengalaman saya dalam memantau sistem berubah drastis.

CheckCle adalah solusi Open Source yang dirancang untuk memberikan kamu kemampuan memantau secara mulus dan real-time. Kamu bisa mendapatkan wawasan mendalam dan data yang bisa ditindaklanjuti dari setiap lapisan lingkungan kamu, mulai dari server, aplikasi, hingga service. Dengan CheckCle, saya merasa lebih memiliki kontrol dan kemampuan untuk memastikan performa optimal di seluruh stack teknologi saya. Ini bukan sekadar tool monitoring, melainkan sebuah mitra yang membantu kamu mencapai stabilitas dan efisiensi operasional.

Fitur-Fitur Unggulan CheckCle

Pengalaman saya menggunakan CheckCle menunjukkan bahwa tool ini bukan hanya sekadar pemantau biasa. Ada banyak fitur yang sangat membantu dan meningkatkan produktivitas.

1. Pemantauan Uptime Layanan & Infrastruktur Server

Salah satu hal pertama yang saya sadari adalah kemampuan CheckCle untuk memantau berbagai protokol. Kamu bisa memantau HTTP, DNS, dan Ping. Ini sangat fundamental untuk memastikan layanan utama kamu selalu online. Selain itu, pemantauan layanan berbasis TCP, seperti FTP, SMTP, dan HTTP API, juga tersedia. Saya bisa melacak detail uptime, waktu respons, dan mengidentifikasi masalah performa dengan cepat. Ini sangat penting untuk aplikasi yang bergantung pada banyak microservice atau API eksternal.

2. Pemantauan Regional Terdistribusi

Fitur ini sangat berguna bagi kamu yang memiliki infrastruktur tersebar di berbagai lokasi geografis. Dengan pemantauan regional terdistribusi, saya bisa melihat bagaimana performa layanan saya dari berbagai sudut pandang global. Ini membantu dalam mengidentifikasi masalah latensi atau bottleneck yang spesifik di suatu wilayah.

3. Riwayat Insiden (UP/DOWN/WARNING/PAUSE)

CheckCle menyimpan riwayat insiden dengan sangat baik. Saya bisa melihat kapan sebuah layanan mengalami status UP, DOWN, WARNING, atau PAUSE. Informasi ini sangat berharga untuk melakukan post-mortem analysis dan memahami pola kegagalan. Kamu bisa dengan mudah melacak stabilitas layanan dari waktu ke waktu.

4. Pemantauan SSL & Domain

Keamanan adalah prioritas utama, dan sertifikat SSL yang kedaluwarsa bisa menjadi mimpi buruk. CheckCle memantau detail domain, penerbit sertifikat (issuer), tanggal kedaluwarsa, sisa hari, status, dan terakhir kali diberitahu. Fitur ini menyelamatkan saya dari beberapa potensi insiden keamanan yang disebabkan oleh sertifikat SSL yang hampir habis masa berlakunya. Kamu akan mendapatkan notifikasi jauh sebelum sertifikat kamu kedaluwarsa.

5. Pemantauan Infrastruktur Server

CheckCle mendukung pemantauan server berbasis Linux (seperti Debian, Ubuntu, CentOS, Red Hat, dll.) dan Windows (masih dalam tahap Beta). Kamu bisa melacak metrik server seperti penggunaan CPU, RAM, disk usage, dan aktivitas jaringan. Proses instalasi agennya juga sangat mudah, hanya dengan satu baris script. Saya bisa mendapatkan gambaran komprehensif tentang kesehatan server saya.

6. Penjadwalan Pemeliharaan & Manajemen Insiden

Melakukan pemeliharaan terjadwal tanpa mengganggu notifikasi insiden adalah sebuah keuntungan. CheckCle memungkinkan saya menjadwalkan periode pemeliharaan. Selama periode ini, notifikasi insiden yang terkait dengan server atau layanan tersebut akan dinonaktifkan sementara, menghindari false alarms. Ini membuat manajemen insiden menjadi lebih terstruktur.

7. Halaman Status Operasional / Halaman Status Publik

Ini adalah fitur favorit saya untuk komunikasi dengan stakeholder atau pengguna. Kamu bisa membuat halaman status publik yang menunjukkan status operasional layanan kamu secara real-time. Ini meningkatkan transparansi dan mengurangi jumlah pertanyaan yang masuk saat terjadi insiden. Pengguna bisa melihat status terkini tanpa perlu menghubungi tim support.

8. Notifikasi melalui Email, Telegram, Discord, dan Slack

CheckCle menyediakan berbagai saluran notifikasi yang fleksibel. Saya bisa menerima notifikasi melalui email, Telegram, Discord, dan Slack. Ini memungkinkan saya dan tim untuk mendapatkan alert di mana pun kami berada dan memilih saluran yang paling efektif untuk respons cepat.

9. Laporan & Analitik

Untuk memahami tren performa jangka panjang, laporan dan analitik sangatlah penting. CheckCle menyediakan insight yang bisa membantu kamu mengidentifikasi area yang perlu perbaikan atau mengonfirmasi keberhasilan optimisasi.

10. Panel Pengaturan

Panel pengaturan yang komprehensif memungkinkan kamu mengelola pengguna, retensi data, multi-language, tema (Dark & Light Mode), notifikasi, dan template alert. Ini memberikan kontrol penuh atas bagaimana CheckCle beroperasi sesuai kebutuhan tim kamu.

Memulai CheckCle tidaklah sulit. Berikut adalah panduan berdasarkan pengalaman saya.

Dukungan Arsitektur Saat Ini

Sebelum menginstal, pastikan hardware kamu mendukung CheckCle. Tool ini mendukung:

  • PC, laptop, server x86_64 (amd64)
  • Raspberry Pi 3/4/5 modern dengan OS 64-bit
  • Apple Silicon Mac (arm64)

Cara Instalasi CheckCle

Ada dua metode instalasi utama yang saya rekomendasikan, keduanya menggunakan Docker. Docker membuat proses instalasi menjadi sangat mudah dan konsisten di berbagai lingkungan.

1. Instalasi dengan Konfigurasi Docker Compose (Direkomendasikan)

Metode ini adalah yang paling saya sukai karena memungkinkan kamu mengelola konfigurasi layanan dalam satu file yang mudah dibaca.

Pertama, pastikan kamu sudah menginstal Docker dan Docker Compose di server kamu. Jika belum, kamu bisa menemukan panduan instalasinya di dokumentasi resmi Docker.

Setelah itu, buat file docker-compose.yml dengan isi sebagai berikut: code Yamldownloadcontent_copyexpand_less

version: '3.9'

services:
checkcle:
image: operacle/checkcle:latest
container_name: checkcle
restart: unless-stopped
ports:
- "8090:8090" # Web Application
volumes:
- /opt/pb_data:/mnt/pb_data # Host directory mapped to container path
ulimits:
nofile:
soft: 4096
hard: 8192

Simpan file ini di direktori pilihan kamu, misalnya /opt/checkcle/docker-compose.yml.

Beberapa penjelasan tentang konfigurasi di atas:

  • image: operacle/checkcle:latest: Ini menentukan image Docker yang akan digunakan, yaitu versi terbaru dari CheckCle.
  • container_name: checkcle: Memberikan nama yang mudah diingat untuk container kamu.
  • restart: unless-stopped: Memastikan container CheckCle akan otomatis dimulai ulang jika server di-restart atau container berhenti secara tidak terduga, kecuali jika kamu menghentikannya secara manual.
  • ports: – “8090:8090”: Ini mem-mapping port 8090 dari host kamu ke port 8090 di dalam container. Jadi, kamu bisa mengakses aplikasi web CheckCle melalui port 8090 di server kamu.
  • volumes: – /opt/pb_data:/mnt/pb_data: Ini adalah bagian penting untuk persistensi data. Data CheckCle akan disimpan di /mnt/pb_data di dalam container, dan dengan mapping ini, data tersebut akan disimpan secara fisik di /opt/pb_data di host kamu. Jadi, jika container dihapus atau diperbarui, data kamu akan tetap aman. Saya sangat menyarankan untuk tidak mengubah jalur /mnt/pb_data di sisi container.
  • ulimits: nofile: soft: 4096 hard: 8192: Ini mengatur batas jumlah file yang bisa dibuka oleh proses di dalam container. CheckCle mungkin membutuhkan batas yang lebih tinggi untuk memantau banyak layanan.

Setelah membuat file docker-compose.yml, navigasikan ke direktori tempat kamu menyimpannya dan jalankan perintah berikut: code Bashdownloadcontent_copyexpand_less

    docker compose up -d
  

Perintah ini akan mengunduh image CheckCle (jika belum ada), membuat container, dan menjalankannya di background.

2. Instalasi dengan Perintah docker run

Jika kamu lebih suka pendekatan satu baris, kamu bisa menggunakan perintah docker run. Ini juga sangat mudah: code Bashdownloadcontent_copyexpand_less

    docker run -d \
  --name checkcle \
  --restart unless-stopped \
  -p 8090:8090 \
  -v /opt/pb_data:/mnt/pb_data \
  --ulimit nofile=4096:8192 \
  operacle/checkcle:latest
  

Perintah ini pada dasarnya melakukan hal yang sama dengan docker-compose.yml, hanya saja dalam format baris perintah. Saya pribadi lebih suka Docker Compose untuk kemudahan manajemen file konfigurasi, tetapi docker run juga bekerja dengan baik.

Cara Penggunaan (Admin Web Management)

Setelah CheckCle berhasil diinstal dan berjalan, kamu bisa mengakses antarmuka webnya.

URL Default: http://0.0.0.0:8090 (ganti 0.0.0.0 dengan alamat IP atau nama domain server kamu).

Kredensial Login Default:

  • User: admin@example.com
  • Passwd: Admin123456

Langkah Pertama Setelah Login:

  1. Ganti Kata Sandi Default: Ini adalah langkah security paling penting yang harus kamu lakukan segera setelah login pertama kali.
  2. Jelajahi Dashboard: Kamu akan melihat dashboard utama yang kosong pada awalnya. Di sinilah semua status pemantauan kamu akan ditampilkan.
  3. Tambahkan Monitor Baru: Pergi ke bagian “Monitors” dan mulai tambahkan layanan atau server yang ingin kamu pantau. Misalnya, tambahkan pemantauan HTTP untuk situs web kamu, atau instal agen di server Linux kamu untuk memantau metrik infrastruktur.
  4. Konfigurasi Notifikasi: Atur saluran notifikasi pilihan kamu (Telegram, Slack, Discord, email) di panel pengaturan agar kamu tidak melewatkan alert penting.
  5. Buat Halaman Status: Jika kamu ingin membagikan status layanan kamu kepada publik, buat halaman status di pengaturan.

Untuk panduan yang lebih detail, kamu bisa mengikuti Quick Start Guide di https://docs.checkcle.io. Dokumentasi ini sangat membantu dan mencakup berbagai skenario penggunaan.

Kesimpulan

Pengalaman saya menunjukkan bahwa CheckCle adalah solusi yang dibangun dengan semangat open-source.

  • Dibangun dengan Gairah: CheckCle dibuat oleh seorang enthusiast open-source untuk komunitas. Ini berarti ada perhatian terhadap detail dan kebutuhan pengguna yang sebenarnya.
  • Gratis & Open Source: Sepenuhnya gratis untuk digunakan tanpa biaya tersembunyi. Ini sangat menarik bagi individu, tim kecil, atau startup yang ingin solusi pemantauan tangguh tanpa anggaran besar.
  • Kolaborasi & Koneksi: Menggunakan tool open-source seperti CheckCle juga membuka pintu untuk bertemu orang-orang yang berpikiran sama dan memiliki gairah yang sama terhadap open source. Kamu bisa berkontribusi, berbagi pengalaman, dan belajar dari komunitas.

Secara keseluruhan, CheckCle telah menjadi bagian integral dari toolset saya dalam memantau sistem. Kemudahan instalasi, fitur yang komprehensif, dan sifat open-source membuatnya menjadi pilihan yang sangat kuat untuk siapa pun yang membutuhkan pemantauan full-stack yang andal. Saya sangat menyarankan kamu untuk mencobanya.

Github repo: https://github.com/operacle/checkcle

Sumber: https://checkcle.io/