Lingkaran kepemimpinan di Intel Corp. tengah memanas. Lip-Bu Tan, CEO perusahaan semikonduktor raksasa tersebut, sedang jadi sorotan tajam setelah mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara terang-terangan menuntut pengunduran dirinya. Tuntutan ini, sebagaimana dilaporkan oleh DigiTimes, muncul dari dugaan konflik kepentingan yang dikaitkan dengan keterlibatan finansial Tan di masa lalu dengan sejumlah pembuat cip Tiongkok.
Menanggapi tuntutan yang bikin geger itu, Lip-Bu Tan langsung mengeluarkan surat kepada seluruh karyawan Intel. Dalam surat tersebut, Tan menegaskan bahwa dirinya selalu beroperasi “dalam prinsip hukum dan etika tertinggi.” Ia juga menambahkan bahwa Intel sedang bekerja sama dengan pemerintah AS untuk meluruskan “informasi yang keliru” terkait tuduhan tersebut.
Jejak Bisnis Tan yang Menggila: Ratusan Perusahaan di Tiongkok
Fokus perhatian Trump dan Senator Tom Cotton tertuju pada rekam jejak finansial Tan yang ternyata cukup bikin melongo. Berdasarkan dokumen perusahaan yang terungkap awal tahun ini, Tan disebut-sebut mengendalikan lebih dari 40 perusahaan di Tiongkok. Bukan cuma itu, ia juga memiliki saham minoritas di lebih dari 600 perusahaan lain melalui perusahaan investasi yang ia miliki atau kelola. Total nilai investasinya, guys, disebut mencapai setidaknya 200 juta dolar AS!
Parahnya, beberapa dari bisnis tersebut ada yang menjadi pemasok atau kontraktor bagi Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok. Dalam banyak kasus, saham yang dimiliki Tan juga dipegang bersama dengan badan usaha milik negara Tiongkok atau dana yang didukung pemerintah daerah.
Meskipun pertanyaan mengenai latar belakang Tan sudah mencuat sejak ia menjadi CEO pada Maret 2025, isu ini kembali memanas pekan ini. Senator Tom Cotton mengirim surat kepada dewan direksi Intel, memperingatkan adanya risiko keamanan nasional yang muncul dari investasi Tan. Khususnya, investasi yang dilakukan Tan saat ia menjabat sebagai kepala Walden International – firma modal ventura yang ia dirikan pada tahun 1987 dan masih ia pimpin. Selain itu, ada juga dua entitas yang terdaftar di Hong Kong, yakni Sakarya Limited (yang sepenuhnya ia miliki) dan Seine Limited (yang dikendalikan oleh Walden), yang jadi sorotan.
Respon Intel: Setengah Abad Kontribusi untuk AS
Pihak Intel tak tinggal diam. Mereka langsung merespons dengan menekankan keselarasan antara perusahaan dan Lip-Bu Tan dengan kepentingan strategis AS. Intel mengingatkan pemerintah AS, dan seluruh bangsa, tentang lebih dari setengah abad manufaktur domestik yang telah mereka lakukan.
Poin penting yang disampaikan Intel meliputi:
- Pengeluaran skala besar untuk R&D dan produksi semikonduktor di dalam negeri. Ini menunjukkan komitmen Intel terhadap inovasi dan lapangan kerja di AS.
- Pabrik-pabrik terbaru di Arizona. Pabrik ini akan memproduksi cip dengan teknologi proses Intel 18A, yang disebut sebagai node produksi paling canggih yang tersedia di AS.
- Satu-satunya perusahaan Amerika yang masih berinvestasi dalam pengembangan proses leading-edge. Ini menegaskan posisi Intel sebagai pemain kunci dalam kemajuan teknologi semikonduktor di AS.
Pesan Tan kepada Karyawan: “Dibangun di Atas Kepercayaan”
Lip-Bu Tan sendiri, dalam pesannya kepada staf Intel, menekankan koneksinya selama lebih dari 40 tahun dengan AS. Ia mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan yang diberikan di negara tersebut, dan komitmennya untuk membimbing perusahaan melewati masa kritis ini.
Tan menolak klaim pelanggaran dan menggambarkan kariernya sebagai sesuatu yang “dibangun di atas kepercayaan dan kepatuhan terhadap prinsip hukum dan etika yang ketat.” Ia menyebut kekhawatiran Senator dan Trump berasal dari “informasi yang keliru.” Itulah sebabnya Intel sedang berinteraksi dengan administrasi untuk mengklarifikasi fakta, menegaskan kembali dukungan untuk keamanan nasional dan ekonomi, serta menyoroti kemajuan menuju produksi volume tinggi prosesor berbasis 18A akhir tahun ini. Tan juga menekankan bahwa Dewan Direksi Intel sepenuhnya mendukung pekerjaannya.
Mengapa Sekarang? Spekulasi di Balik Tuntutan Trump
Para industry insider di DigiTimes mulai berspekulasi tentang alasan waktu kemunculan kekhawatiran Trump ini. Ada beberapa kemungkinan yang beredar di kalangan orang dalam:
- Kemajuan teknologi proses Intel. Beberapa pihak percaya bahwa kemajuan Intel dalam teknologi proses 14A dan 18A mungkin tidak sejalan dengan visi administrasi AS untuk mengembalikan produksi ke dalam negeri (reshoring).
- Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang lebih dalam. Sejak Tan mengambil alih kepemimpinan, pemotongan jumlah karyawan Intel disebut lebih dalam dari yang diperkirakan, termasuk divisi foundry yang sebelumnya luput dari pengurangan. Hal ini bisa jadi bertentangan dengan sikap Trump mengenai lapangan kerja domestik.
- Eksekutif yang tidak puas. Ada dugaan bahwa para eksekutif tingkat menengah hingga senior yang tidak puas mungkin telah menyampaikan kekhawatiran ini kepada Senator Cotton, yang kemudian mendorongnya untuk menghubungi dewan direksi Intel dan Trump.
Menariknya, Presiden Trump tidak menyebut kepemimpinan Lip-Bu Tan di Intel sebagai masalah keamanan nasional. Sebaliknya, ia secara spesifik menyoroti “konflik kepentingan.” Ini bisa jadi merujuk pada kepentingan finansialnya sebagai ketua Walden International dan entitas investasi lainnya, serta dukungannya terhadap beberapa perusahaan teknologi Tiongkok. Beberapa di antaranya bahkan saat ini masuk dalam Entity List Departemen Perdagangan AS karena dugaan keterkaitan dengan pemerintah, militer, dan badan intelijen Tiongkok.
“CEO INTEL sangat KONFLIK dan harus segera mengundurkan diri,” tulis Trump. “Tidak ada solusi lain untuk masalah ini. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!” Tulis Trump dalam pernyataanya.
Sumber: Tomshardware