Skip to content

Hasil Survei StackOverflow: AI Masih Disikapi Hati-hati Developer

  • DevOps

JAKARTA – Survei Developer Stack Overflow 2025 yang baru dirilis mengungkap gambaran menarik mengenai adopsi kecerdasan buatan (AI) di kalangan para pengembang. Meski terjadi “renaisans” developer yang didorong AI, sebagian besar komunitas masih bersikap hati-hati, terutama terkait dengan “frontier” selanjutnya: Agentic AI.

Survei ini secara gamblang melukiskan potret nuansa tersebut: 84% responden sudah menggunakan atau berencana menggunakan perangkat AI dalam alur kerja mereka. Namun, ironisnya, kurang dari sepertiga (hanya 29% tahun ini, turun drastis dari survei sebelumnya) yang memercayai akurasi output AI.

Dua Dunia AI yang Berbeda: Generatif versus Agentic

Di satu sisi, perangkat AI generatif seperti ChatGPT, GitHub Copilot, dan lainnya telah menjadi “barang wajib” atau “udah mainstream”. Model GPT dari OpenAI digunakan oleh 81-82% developer, diikuti oleh Claude Sonnet (~43-45%) dan Gemini Flash (~35%). Bahkan, lebih dari separuh developer profesional (50,6%) menggunakan perangkat AI setiap hari. Ini menunjukkan betapa AI generatif sudah meresap dalam kegiatan pengembangan.

Namun, Agentic AI—yaitu AI yang mampu mengambil tindakan otonom multi-langkah—masih berada pada tahap “emergent” atau baru muncul. Hanya 31% yang saat ini menggunakan agen AI, 17% berencana menggunakannya, dan angka signifikan 38% tidak berencana menggunakannya sama sekali. Angka ini sejalan dengan “takeaway” dari diskusi di Reddit yang menunjukkan hampir 40% developer belum “ngeh” dengan agen AI, setidaknya untuk saat ini.

Apakah ini bisa dipercaya? Tentu saja, dan ini sangat instruktif. Para developer adalah pragmatis. Mereka akan menggunakan perangkat yang secara reliable meningkatkan produktivitas, seperti “autocomplete”, saran kode, dan bantuan pemecahan masalah. Namun, mereka belum siap mendelegasikan tugas multi-langkah kepada agen AI karena tingkat kematangan, transparansi, dan akurasi yang belum memadai.

Mulai Akrab dengan AI, tapi dengan Kehati-hatian “Side-Eyed”

Adopsi luas AI generatif memang tidak dapat disangkal, namun tingkat kepercayaan justru terkikis. Sentimen positif terhadap perangkat AI secara keseluruhan telah turun dari lebih dari 70% pada tahun-tahun sebelumnya menjadi sekitar 60% pada tahun 2025. Sekitar 46% developer menyatakan tidak memercayai akurasi output AI, naik tajam dari 31% tahun lalu.

Mengapa muncul ketidakpercayaan ini? Sekitar 45% developer mengatakan, “Output AI itu hampir benar, tapi tidak persis.” Lebih lanjut, 66% menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan “debugging” kode yang dihasilkan AI daripada yang diperkirakan. Dan ketika menghadapi kompleksitas, mereka masih beralih ke manusia: 75% melaporkan akan tetap meminta bantuan orang lain ketika mereka tidak memercayai jawaban AI.

Pola empat langkah developer dalam menggunakan AI adalah: Gunakan, Verifikasi, Pahami, dan hanya delegasikan jika sudah terbukti. Ini menunjukkan sikap hati-hati yang matang.

Claude Memimpin (tapi Tipis), ChatGPT Tetap Merajai

Survei Stack Overflow menunjukkan bahwa Claude Sonnet adalah model AI yang paling dikagumi, meskipun GPT dari OpenAI tetap menjadi yang paling banyak digunakan. Secara spesifik, Claude mendapatkan kekaguman (61,2%) dibandingkan GPT (67,5%) dan menjadi pilihan kedua yang paling diinginkan. Untuk penggunaan, GPT memimpin (~82%), Claude Sonnet berada di pertengahan 40-an, dan Gemini Flash sekitar 35%.

Poin pentingnya? Para developer kini mulai “ngulik” di luar ChatGPT meskipun ia masih memegang pangsa pasar tertinggi, namun kekaguman dan rasa ingin tahu berputar pada pemain baru seperti Claude.

Fase Transisi yang Jelas

Semua tanda menunjukkan bahwa komunitas developer berada dalam fase transisi. AI generatif sudah diadopsi secara luas dan tertanam dalam berbagai alur kerja, mulai dari menulis kode hingga mempelajari kerangka kerja baru. Namun, Agentic AI masih menjadi wilayah yang “prudence”, ditahan oleh masalah kepercayaan, keandalan, dan kompleksitas dunia nyata. Sentimen terhadap AI memang sedikit mendingin, kepercayaan menurun, dan developer secara sadar menyeimbangkan otomatisasi dengan pengawasan.

Namun, ini bukanlah pesimisme. Ini adalah kematangan. Naskahnya bukan lagi “AI akan menyelamatkan kita semua.” Naskahnya adalah “AI membantu kita, tetapi ia masih sekadar alat, belum menjadi mitra terpercaya—belum.”

Kata Penutup: Developer dalam Perubahan, AI Berakselerasi dengan Bijaksana

Survei Stack Overflow 2025 mengisahkan cerita yang menarik: Para developer dengan cepat mengadopsi AI, mengutamakan model generatif yang sudah terbukti, sambil menjaga jarak dengan Agentic AI. Kepuasan mungkin menurun, tetapi tingkat penggunaan tetap tinggi. Favorit seperti ChatGPT mendominasi, namun kekaguman terhadap Claude menunjukkan adanya pergeseran preferensi yang mulai muncul.

Kita belum mencapai “tipping point” Agentic AI. Namun, fondasinya sedang diletakkan. Seiring dengan kematangan perangkat, evolusi kepercayaan, dan pembuktian utilitas di dunia nyata, para developer akan semakin mengundang Agentic AI ke dalam “toolchain” mereka—tetapi dengan syarat, dengan pengawasan, dan hanya jika AI tersebut benar-benar “worth it.”

Ini bukanlah keraguan. Ini adalah kepekaan. Ini adalah ciri khas ekosistem yang bergerak cerdas, bukan membabi buta, menuju masa depan.

Sumber: https://survey.stackoverflow.co/2025/