Skip to content

AI Mempengaruhi Pergeseran Kebutuhan Pekerjaan di Bidang DevOps dan Software Engineering

Survei terbaru dari DevOps.com mengungkap perubahan signifikan dalam kebutuhan dan harapan di bidang DevOps dan software engineering, didorong oleh pertumbuhan pesat penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam proses pengembangan perangkat lunak. Hasil survei ini menunjukkan bahwa para profesional DevOps dan software engineer menyadari kebutuhan untuk beradaptasi dengan teknologi baru, terutama yang berbasis AI, dan bahwa permintaan akan tenaga kerja software engineer akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang.

Survei tersebut, yang melibatkan lebih dari 1.500 profesional DevOps dan software engineer, mengungkapkan bahwa 78% responden percaya bahwa AI akan memiliki dampak yang signifikan pada pekerjaan mereka dalam tiga hingga lima tahun ke depan. Lebih lanjut, 65% dari responden mengatakan mereka melihat AI digunakan untuk membantu dalam tugas-tugas seperti pembuatan kode, pengujian, dan bahkan pemecahan masalah. Ini bukan berarti AI akan sepenuhnya menggantikan software engineer, tetapi lebih kepada mengubah peran mereka menjadi lebih berfokus pada manajemen, strategi, dan validasi output yang dihasilkan oleh AI.

Salah satu temuan paling menarik adalah bahwa 54% responden percaya bahwa kebutuhan akan software engineer akan meningkat karena AI memungkinkan developer untuk lebih fokus pada tugas-tugas yang lebih kompleks dan strategis. Sebaliknya, otomatisasi yang didorong oleh AI cenderung mengurangi kebutuhan untuk pekerjaan yang bersifat repetitif dan rutin. Ini memicu kebutuhan untuk software engineer yang mampu bekerja bersama dengan sistem AI, mengelola alur kerja yang terintegrasi, dan memastikan kualitas dan keamanan aplikasi yang dihasilkan.

Selain itu, survei tersebut menyoroti bahwa keterampilan yang paling dicari oleh perusahaan adalah kemampuan untuk bekerja dengan AI, termasuk memahami cara kerjanya, mengidentifikasi kasus penggunaan yang tepat, dan memvalidasi output yang dihasilkan. Kemampuan seperti pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan komunikasi juga tetap menjadi sangat penting. Perusahaan-perusahaan juga mencari profesional yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap teknologi baru dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip DevOps.

Survei ini menekankan perlunya investasi dalam pelatihan dan pengembangan profesional untuk membantu software engineer dan profesional DevOps menguasai keterampilan yang diperlukan untuk bekerja dengan AI secara efektif. Ini termasuk pembelajaran tentang alat dan teknik AI, serta pengembangan keterampilan yang mendukung, seperti manajemen proyek, komunikasi, dan pemikiran strategis. Perusahaan yang berhasil beradaptasi dengan perubahan ini akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan dalam pasar tenaga kerja yang dinamis ini. Secara keseluruhan, survei ini memberikan pandangan yang jelas tentang bagaimana AI membentuk masa depan DevOps dan software engineering, dan menekankan pentingnya adaptasi dan pembelajaran berkelanjutan bagi para profesional di bidang ini.